You

Dan ketika aku masuk,

semuanya menerimaku dengan sangat baik .
Hari berjalan sangat biasa dan terasa begitu cepat ,aku mulai merasakan sesuatu yang membuatku kurang nyaman dengan pekerjaan yang baru ini .Sepertinya ada yang benar benar menyukaiku dan ada pula yang membenciku ,aku masih begitu penasaran akan siapa gerangan yang sampai hari ini begitu tak ingin melihatku dengan jelas.

Namun aku adalah seseorang yang memberi harapan dan segala sesuatu kepada Tuhan ,karena aku yakin dengan apa pun yang telah diberinya padaku .Itulah yang terbaik .

Hari hariku kubuat semaksimal dengan senyuman dan keramahan yang bisa kuungkapkan .Begitu saja sudah cukup kurasa .
Ada seseorang yang tiap hari mondar mandir sambil menatapku dengan tatapan ingin tau dan tersenyum kecil,mencoba mencari perhatianku .Aku tak mau kegeeran .Tapi entah mengapa .
Itu sangat jelas dan orang orang tau akan hal itu .

Sebut saja namanya Kristo .
Dia gokil dan aku merasakan  kenyamanan  saat aku bersamanya. Awalnya aku hanya bersikap biasa biasa saja. Namun semakin hari dia selalu menghubungiku dan aku cukup nyaman dengannya, namun aku tak begitu tau apa aku suka dengannya atau tidak .
Aku berusaha bertanya kepada Tuhan ,apakah aku bisa bersamanya atau tidak. Namun aku merasa hal ini terlalu sensitif.
Dan setelah waktu berlalu, yang menurutku terlalu singkat .
Yang aku rasakan adalah. Aku mencintainya. Namun, aku benar benar tak bisa bersamanya .
Kami saling mencintai satu sama lain, Tapi aku tak bisa menjelaskan dengan jelas hal apa yang tak bisa membuat kami bersama sama dalam jangka waktu yang lama. Selamanya .
Sejujurnya aku tak mau menyakiti siapapun. Namun jika dia terluka, aku hanya bisa bilang “maafkan aku “. Maaf dan maaf.
Aku benar benar tak bisa bersama dengan dia walau aku juga memiliki perasaan yang sama. Tapi hubungan kami tak akan berjalan searah dengan perbedaan yang begitu jelas. Dan aku juga tau itu. Aku dan dia sama sama akan mempertahankan apa yang kami sembah dan puja. Tuhan kami.
Dan aku kembali menjalankan hidupku, dengan terus dekat dengan dia. Kristo. Tapi jelas perbedaan yang membuat kami dekat, berbeda dengan saat kami benar benar menginginkan satu sama lain.

Aku masih sering sms dan kadang cerita tentang hal hal yang membuat kami terlihat begitu normal. Teman cukup untuk kami berdua. Kurasa.

Lalu dengan hidupku saat ini. Aku kembali move on dengan reason bukan Broken heart atau apalah namanya.
Aku merasakan hal yang benar benar aku senangi selama aku bekerja di sini.
Aku tak pernah membayangkan hal ini terjadi.
 
Seseorang datang lagi padaku dengan alasan yang sama .Dia menyukaiku .
Aku tak pernah membayangkan kalau dia pernah dan sekarang sedang mencintaiku.
Entah itu cinta atau suka, atau kagum.

Namanya Yusuf.
Dia adalah seorang batak.
Dan aku hanya heran saja dengan apa yang terjadi. Aku takut berpikir hal yang kurang rasional untuk kucerna. Dan kemudian dia mulai dekat denganku. Kami jalan berdua saat pulang, dan banyak percakapan yang nyaris serius.

Kemudian kami semakin dekat. Aku mulai mencintainya dan mencoba untuk mencegah beberapa orang di sekitarku sakit.
Setelah beberapa minggu dan bulan berjalan. Tanpa menyadari hal itu. Aku sudah benar benar mencintainya. Dan aku tau. Dia pun memiliki rasa yang sama. Kami jatuh cinta dan mencintai setiap kekurangan dan kelebihan yang kami punya. Terkesan lebay emang, tapi itu memang kenyataanya.

Aku mengerti dengan segala sesuatu yang dia mau dan ingin lakukan. Aku mencoba mendekatkan diri dengan lingkungan dan asal usulnya. Dan aku tau dia begitu tulus dan akhirnya dia mulai mengatakan hal yang bahkan aku pikirkan saja sudah tidak mungkin. Hal yang bakalan kami bawa sampai selamanya. Aku belum bisa berpikir bahwa itu benar adanya, tapi dia berbicara seolah olah itu akan terjadi. Dan aku percaya padanya. Aku mencintainya.
Setelah itu, hubungan kami berdua berjalan dengan baik baik saja. Dan kami pun sepakat akan mengambil jadwal cuti yang sama agar kami dapat mengunjungi beberapa tempat di kediaman nya. Kepada keluarganya. Aku pun sudah bicara beberapa kali dan kenalan dengan ibunya sebelumnya. Welcome sudah pasti.

Tepat bulan januari, kami akan jalan jalan sekaligus membuka Tahun baru di Jakarta. Tempatnya. Keluarganya. Setelah itu aku akan mengunjungi keluargaku. Bersama dia juga. Itu rencana awal kami. Dan aku sudah tidak sabar menanti hari itu. Aku senang dan bahagia.

Hubungan kami masih baik baik saja. Benar baik baik saja. Aku masih sering pulang dan tetap berhubungan dengan dia.
Bulan desember nanti adalah bulan yang penuh berkat bagi kami. Umat nasrani di tempat ini, Dan kami begitu antusias dalam menghias sebuah tempat yang besar untuk acara natal nanti.

Kami datang dan menghias. Dan rasa itu masih sama. Aku terlalu yakin akan semua itu. Besok adalah hari perayaan Natal, bukan tanggal 25 seperti biasa. Tapi tepat tanggal 30. Dan hari itu. Hari kelahiran bagiku juga. Tepat dihari ulangtahunku. Aku berdoa kepada Tuhan semoga hari itu. Besok. Menjadi hari yang tidak bisa kulupakan. Saat terindah. Aku tertidur dan masih sempat mengatakan aku mencintai dia. Yusuf. Hingga aku tertidur.

Namun tiba tiba tanpa alasan yang pasti. Ketika hendak bangun, aku mendapat 2 panggilan tak terjawab. Dari dua orang berbeda. Satu ibuku ,dan satunya dari mantan pacarku. Yang begitu kucinta saat aku bersamanya dulu. Namun sekarang tidak lagi. Aku yakin dia sudah mendapatkan yang tebaik untuknya. Tapi aku belum memikirkan hal aneh. Seketika aku sadar dan menyadari. Yusuf tak memberikanku  ucapan, namun aku hanya memikirkan hal yang masuk akal bagiku. Mungkin dia lupa. Tapi itu tidak mungkin, aku bahkan baru saja bicara padanya kemarin tentang hal ini saat makan siang. Dan aku tau persis bahwa dia tau.

Aku mendapat kejutan dari teman temanku. Aku bahagia.
Namun dia tak kunjung mencariku.
Dan kemudian dia menelopon.
Segera mungkin kuraih gagang handphone milikku. Ini yang kutunggu, pikirku.
Ya hallo,
Selamat ulangtahun ya. Smoga bla bla bla bla dan bla. Aku senang, namun apakah hanya itu. Tapi kemudian ia mengatakan sesuatu dan aku tak bisa mendengarnya.

“dengarkan aku dulu,aku mau mengatakan sesuatu”.
Aku diam dan mendengarkan dia dengan sangat baik. Aku kaget ketika mendengar kata yang pertama keluar dari suara yang begitu kukenal. Maaf. Itu yang kudengar. Aku semakin diam tapi tak mengatakan appun. Aku mau membiarkan dia menyelesaikan apa yang dia ingin katakan.

“Maafkan aku, kau tau aku menyukaimu dan tulus, tapi entah mengapa. Saat aku terus berusaha mencintaimu, aku di landa sesuatu yang kurasa tidak akan bisa membuat kita berdua bersama. Kau tau aku, keluargaku, asal usulku, adat, dan betapa kerasnya kami. Dan aku tidak mau menjanjikan sesuatu yang hanya bisa membuat kita tak bisa bersama. Aku takut itu terjadi. Dan aku tidak mau sampai itu terlampau menyakiti hati kita berdua.
Aku tidak bisa melanjutkan ini. Kita berbeda. Dan aku mau kau tetap bisa tau kalau aku benar benar menyukaimu dan mencintaimu. Aku ingin kau tetap disisiku walau kita sudah tak bersama lagi.

Aku terdiam dan nyaris tak bisa bernapas. Sakit. Tapi aku bingung dengan apa yang sedang aku rasakan hari ini. Hari yang begitu aku nantikan.
Aku bergetar dan air mataku mulai jatuh perlahan, membasahi setiap sisi yang ada dari wajahku.
Aku bersuara setelah beberapa menit diam.
“ apa yang terjadi ? apa aku melakukan sesuatu ? apa kau memang hanya bisa mengatakan itu padaku ?
Mengapa kau memutuskan jika kau memang masih mencintaiku ? mengapa kau tidak berusaha mempertahankan  hubungan ini ? mengapa kau melakukan ini padaku ?
Begitu banyak yang ingin kutanya dan kudengar. Tapi aku tak bisa melanjutkan, aku bertanya dengan air mata yang tetap mengalir deras di pipiku.
“Ya Tuhan, pikirku.
Apa ini ? apakah ini sesuai dengan yang aku doakan semalam suntuk ?
Aku mulai bertanya dan bertanya.
Mengapa saat aku benar benar yakin dengan dia. Dan ini terjadi ?
Mengapa bukan dengan hubungan yang sebelum sebelum ini.

Dia diam dan hanya mengatakan maaf lalu menutup telepon itu.
Aku tak sanggup untuk bangun dari tempat tidurku. Aku tak sanggup untuk melihat apakah jam di tanganku sudah menunjukan pukul berapa. Agar aku bisa bergegas ke kantor. Aku tak bisa. Aku sakit.
Aku takut melihatnya. Aku takut dia tau bahwa aku benar benar tersakiti.

Aku diam dan berangkat ke kantor segera setelah itu. Rasanya aku tak bisa berjalan.
Aku berusaha sebisanya. Tuhan bantu aku. Aku ingin bangkit sekarang. Tapi aku tak bisa.
Sesampainya dikantor. Aku tetap bisa menjalani aktivitasku dengan menegaskan aku akan baik baik saja. Tanpa menyadari .Mereka. Semua orang. Teman temanku langsung tau akan hal itu.
Mereka tau bahwa aku benar benar mencintainya. Aku jujur dan tulus. Jaminannya adalah perasaanku.

Hampir tiba. Malam ini.
Malam acara natal kami. Malam dimana aku tak ingin beranjak dari tempat tidurku.

Aku mendapat tugas menjadi singer untuk acara itu, dan juga menyumbangkan beberapa lagu untuk malam kudus. Aku tidak mau pergi. Semua teman temanku datang dan berusaha membujukku. Aku tak bergerak sedikitpun dari tempat tidurku dengan mata yang masih belum juga turun bengkaknya.
Seseorang datang dan menghampiriku dengan berkata “kau akan baik baik saja malam ini. Bicaralah dengan Tuhan, kau akan segera mendapat jalannya.

Tiba tiba aku mengeritkan keningku dan wajahku semakin merah.
Aku terisak isak .Dan menagis di bahunya.
Seketika aku tau, Tuhan tidak pernah meninggalkanku.
Dia keluar untuk mandi. Dan aku berdoa.
“Tuhan, jika memang aku tersakiti, mampukanlah hambamu ini untuk tetap bisa kuat dan kokoh.
Aku tak bisa berbuat apa apa. Bagaimana. Aku harus pergi atau tidak? aku bingung Tuhan. Bantu aku bapa. Hari ini adalah hari yang sangat ingin aku lalui dengan hati yang bersih.
Dan aku merasa Tuhan menjawab dengan kata-katanya.
“Kamu akan baik baik saja. Hari ini tidak ada sangkut pautnya dengan hariku. Hari ini untuk aku.”
Aku merasakan sepertinya Tuhan sedang memegang pundak dan seketika memelukku. Air mataku kembali jatuh dengan derasnya.
Aku mengetahui itu adalah jawaban dari Tuhan.Sangat yakin.

Aku segera membuka mataku, bergegas mandi dan sudah bersiap siap untuk pergi. Aku tersenyum untuk pertama kalinya dalam hari ini.
Aku bergegas ke tempat acara itu. Disana banyak orang, dan aku sepertinya datang agak sedikit terlambat.

Kami datang dan menyiapkan peralatan yang belum siap.
Dan aku bisa melihatnya dari sini. Dia. Yusuf. Memakai baju yang sama denganku. Baju yang kami inginkan saat hari ini tiba.
Namun aku tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya.
Aku terus memandangnya. Tapi ia tidak memandangku sekalipun. Hatiku terpukul.

Namun dihari ulangtahunku ini. Aku tak bisa mengatakan kalau ini adalah hari yang penting bagiku. Ini lebih mirip tidak bahagia. Kemudian hal yang benar benar menyakitkan adalah ketika semua orang memberikan kejutan dan kue yang luar biasa. Aku tak bisa merasakan apa apa. Dan justru aku menangis, seseorang yang tidak begitu akrab denganku saja sampai bertanya apa aku baik baik saja, aku hanya diam saja. Saat diberikan kejutan itu. Dia masih bersikap seolah olah kami masih bersama. Hanya untuk mengelabui orang orang di sekitarku yang sudah terlanjur yakin akan hubungan ini. Betapa sakit. Hingga ke paru paru. Dan setelah itu………………

 
Singkat cerita.

Saat aku benar benar belum bisa move on. Dia sudah bersama dengan wanita lain, dan itu berat bagiku. Namun aku berusaha untuk mencari dan menemukan seseorang yang layak dan bisa mencintaiku dengan cara mereka sendiri.
Aku berharap dia bahagia dengan siapa sekarang. Mencintai seseorang tidak harus selalu bersama dengan dia. Melihatnya tertawa dan bahagia sudah cukup.
Walaupun masih sakit dan masih begitu erat dengan yang namanya masa penyembuhan,


Anyway,”Trima kasih untuk cinta dan kasih yang kau berikan. Semoga kau bahagia.

                     


By Regina Priscilla 

You Might Also Like

0 komentar